MENGKIKISNYA KONSEP GENDER DALEM BUDAYA KONSUMTIF






BASARUDIN AZRA
Prodi : Sejarah Kebudayaan Islam

Membicarakan masalah gender merupakan perbincangan yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, bahkan Gender merupakan topik yang sangat menarik untuk dibahas sekaligus untuk di carikan solusinya. dimana para dewasa ini perbincangan tersebut menghangat sering dengan adanya kesadaran akan terjadinya ketimpangan dalam hubungan dan kedudukan antara Gender. ini tidak hanya terjadi di indonesia saja, tetapi di berbagai Negarapun terdapat ketimpangan antara peran Laki-Laki dan kaum perempuan/Gender. pada masa dulu masih banyak realitas yang ditemui di masyarakat memberikan gambaran tentang kedudukan peria yang lebih tinggi dibantingkan dengan kedudukan kaum Wanita, beserta dengan implementasinya dalam segala bidang kehidupan. hal ini juga dapat diamati di Indonesia, khususnya di dalam masyarakat LOMBOK NTB.masa kini.
- Tapi di dalam islam sendiri membedakan peran Wanita dan Pria berkaitan dengan sifat kodrati masing-masing Maksutnya, adalah satu kenyataan bahwa ketika manusia di ciptakan oleh Allah ada yang berbentuk Wanita dan pria. Masing-Masing Memiliki Kehasan tersendiri. Pembedaan ini tentu bukan tanpa makna. Pastilah ada tugas-tugas tertentu yang di berikan oleh Tuhan kepada makhluk yang bernama Wanita dan juga Pria. Salah satunya kaum Gender sebagai ibu yang melahirkan generasi sementara Pria sebagai pemimpin dan sekaligus pelindung bagi kaum Gender/Prempuan itu sendiri.
- Dari sinilah terlihat, Antara peran dan perbedaan Wanita dan Pria dalam keluarga tidak bisa di anggap sebagai bentuk penindasan atas kaum Gender/prempuan khususnya sebagai mana anggapan kaum Feminis. jika ada anggapan seperti itu, maka kaum Priapun bisa protes," kenapa saya harus memberikan nafkah? Saya yang capek bekerja, membanting tulang siang dan malam, berarti apa yang saya dapet adalah milik saya dan saya bebas menggunakan sesuai dengan keinginan saya," apabila ini terjadi maka hancurlah bangunan keluarga yang Harmonis.
- Gagasan yang di Lontarkan para pejuang Feminis/Pejuang, yakni menghendaki agar para kaum Gender sama dengan Pria (Gender wquality). kaum Gender harus di bebaskan dari dalam Diskriminasi, dari beban-beban yang menghambat kemandirian, sekalipun dengan cara mereduksi nilai-nilai budaya dan Agama, Beban itu antara lain perannya sebagai ibu: Hamil dan merawat, menyusui dan Mendidik anaknya, dan mengatur urusan rumah tangga. Lalu Berbondong-Berbondong kaum Wanita meninggalkan koudratnya. mereka berlomba-lomba mensjahtrakan diri dengan Pria. namun apa daya, begitu mereka memasuki ranah publik, Eksploetasi habis-habisan atas diri mereka yang terjadi. mereka terjebak menjadi obyek Eksploitasi sistem kapitalis yang memandang dari segi materi adalah segalanya, para Gender ini, sadar dan tidak menjadi Ujung tombak dalam sistem Ekonomi kapitalisme. model, sales promotion gril. bintang iklan sehingga propiesi sebagai pelobi hampir selalu di sodorkan pada kaum Wanita, mereka menjadi umpan dan sekedar gula-gula" dalam mendatangkan pudi-pudi rupiah. itu semua akibat dari keanggunan dan kemolekan prempuan dalam memakai berbagai produk-produk Lifstik, atau yang sering disebut dengan prempuan Konsumerisme/Sifat/Sikap........?

Comments

https://www.facebook.com/aldim.mas?fref=ts