Remaja Masjid Baital Hamdi


“Selayang Pandang Ketua Remaja”

Menyongsong dan mengisi tahun 2000-an, Remaja Masjid Baital Hamdi mulai berbenah, menghidupkan kembali girah yang telah lama mati tanpa ada kabar berita.  Dalam sejarahnya, ketua remaja masjid yang pertama yakni Mahli Imron mengawali debut kepemimpinan dengan ala kadarnya saja. Minimnya orang-orang berpendidikan tidak menyurutkan niatnya memajukan remaja masjid, terbukti dan tercatat dalam sejarah, walaupun beranggotakan orang-orang yang hanya tamatan SMP, SMA namun kesolidan dan rasa memiliki “Sense Of Belonging” dapat terbina sehingga menghasilkan program acara yang mustahil terlupakan pada masanya. Remaja Masjid Baital Hamdi kala itu memiliki cerita tersendiri yang sampai saat ini cerita itu melegenda turun temurun, sedangkan para anggotanya sudah menjadi para orang tua di tahun 2000’an saat ini.
Hari berganti hari, tahun berganti tahun, kabar Remaja Masjid hilang bak ditelan bumi. Ketiadaan sistem pengkaderan dan lemahnya kontrol dari orang tua menjadi pemicu mati surinya kepengurusan remaja masjid. Imbas dari itu semua adalah keengganan generasi penerusnya untuk menghidupkan kembali kepengurusan. Masa-masa remaja terlewatkan begitu saja tanpa ada kontribusi terhadap remaja masjid karena sudah menjadi tren dan seakan menjadi aturan tak tertulis apabila remaja yang menikah mendapat title baru yakni “orang tua”, alih status dari remaja ke orang tua inilah menjadi momok hubungan teman sejawat atau teman sepergaulan menjadi merenggang “Orang Tua Gaulnya Bareng Orang Tua, Pemuda Ya Bareng Pemuda”, padahal seharusnya remaja bukan status nikah atau tidak nikahnya, tapi proses pendewasaan setiap individu, karena “Tua Itu Pasti Dan Dewasa Itu Pilihan”. Jadi tidak ada halangan buat siapapun untuk bergabung dalam remaja masjid asal dia bisa berkontribusi why not. Banyak orang tua yang berjiwa muda menjauh gara-gara status tersebut.  
Di era kontemporer, memasuki tahun 2009 sempat beberapa kali rapat dilaksanakan dan beberapa calon pun tersaring, namun tetap tak ada hasil. Terpilihnya L. Rige sebagai ketua remaja masjid sebenarnya menjadi titik balik hidupnya remaja, namun karena kesibukan yang memaksanya untuk melepas mandat tersebut yang berakibat fatal dan membuat pisimistis semua remaja kala itu.
Di tahun 2010, dalam kekosongan kepemimpinan Agus Suherjan, Handri dan Agus Dedi Putrawan urung rembuk membicarakan nasip remaja ini. akhirnya, meski tanpa pelantikan ataupun pemilihan langsung, Agus Dedi Putrawan memberanikan diri menjabat ketua remaja meskipun awalnya ia bersedia karena paksaan Handri dan Agus Suherjan. Tahun 2011, Agus Suherjan menjadi ketua remaja, tahun 2012 giliran Handri menjabat.  Dengan kekompakan tiga Pioner ini, berbagai even dihasilkan, mulai dari acara tahunan sampai acara tambahan sesuai arahan ketua remaja seperti: lomba maulidan, pawai akbar, arisan, touring, gotong-royong di masjid maupun di kuburan dan lain sebagainya. Hubungan antara remaja dalem, remaja timur dan bawak gunung terjalin begitu harmonis, menjadi satu ikatan keluarga dalam organisasi yang tak formal itu.
Di tahun 2013 hampir mengalami kemunduran, Agus Suherjan menikah, Handri sibuk bekerja sedang Agus Dedi Putrawan melanjutkan kuliah ke Yogyakarta.  Kekosongan inilah yang menjadi agenda tiga pioner ini untuk mempersiapkan siapa yang akan meneruskan perjuangan Remaja Masjid Baital Hamdi. Beberapa kandidat telah terdaftar difasilitasi Ustadz Mahli (Eks. Ketua Remaja) berlokasi di Mushola Siti Hajar, akhirnya 5 kandidat tersaring yaitu: L. Duin, L. Takdir, Lina, Erik dan L. Yuda. Pemilihan pun berlangsung alot yang kemudian mendaulat L. Takdir menjadi ketua remaja masjid 2014 saat ini.                
Keberhasilan ini tak lain ketua remaja mulai dari Agus A, Agus B, handri hingga saat ini L. Takdir tak lain adalah hasil kerja keras orang-orang seperti Yuni, Opan, Susti, Cung, Har, Sahril, Rahim, Injang, Helmi, Deni, Hendrik, Lina, Lia, Rige, Ipan, Dian, Ari, Yuli, Agus Bawak Gunung, Ipin, Yudi, Donyok, Undut, Iwan, Irmawan, Riky, Sarip, Dadi, Amri, Us, Uci, Hendra, Gugun, Bagus, L. Seman, Ojik, Epol, Rizal, Rudi, Rohadi, Ogi dan orang-orang yang tidak sempat tertulis namanya yang kelak dikenang jasanya dalam menghidupkan Remaja Masjid Baital Hamdi.
Setiap Remaja Ada Masanya” semoga L. Takdir bisa membawa Remaja Masjid jauh lebih maju dibandingkan kepengurusan lama, Amin.  

Comments