Pernah merasa diperbodoh temanmu?.
Pernah kau tak dihargai sedikitpun?. Atau kau memang betul-betul bodoh bahkan
tak ada hal yang perlu di hargai dalam dirimu!
Entah fikiran jahat apa yang ada
dalam pikiranku ini, yang jelas aku merasa tersiksa memendamnya dalam-dalam,
inginku luapkan se-segera mungkin hingga serpihannya tak membekas lagi. Konyol
rasanya apabila aku tak menurutinya, terkadang aku merasa bahwa aku yang salah,
namun hati kecilku bilang posisiku memang
benar, tapi haruskah aku hanya memendamnya saja dalam hati? Membiarkan
nya begitu saja, membiarkan diriku dizolimi oleh perasaanku sendiri ini.
Sungguh tak enak jadi seorang yang pendiam, terpenjara dalam kesabaran demi
kesabaran. Aku benci dia, aku benci tingkah-lakunya yang selalu meremehkanku,
tak pernah menghargai diriku. Atau ku katakan saja bahwa aku benci dia!
Berteman dengannya hanya membuat urat kepalaku menegang yang ujung-ujungnya
memusingkanku.
Saat ini aku terbakar rasa marah yang
sangat, membayangkan wajahnya bikin tambah kesal terlebih jika bersamanya aku
tak betah. Jika ku pendam saja akan menjadi dendam di masa depan, namun jika ku
bertindak di luar akal sehatku aku takut semua tak seperti yang diharapkan, ya Allah hanya kepadamu aku menyembah dan
hanya kepadamu aku memohon pertolongan, Allah bersama orang-orang yang
bersabar. Entah siapa yang salah aku atau mereka, yang jelas mulutku ini
masih tetap tertutup rapat menahan ledakan emosi yang membakarku ini, tak betah aku di sini lebih baik aku sendiri
yang mengalah untuk ku langkahkan kakiku menjauh darinya agar segala
kemungkinan terburuk tak terjadi.
Tak ada kompromi lagi, aku bosan di
sini.
Semoga hal yang sama tak datang lagi
padaku. Aku bukan lari dari masalah memang cara ini yang harus ku tempuh, aku
pergi dengan membawa kesabaran-kesabaranku selama ini dan semua akan selesai.
Biarkan dia belajar dari kepergianku ini, biarkan saja ia memohon ku tetap di
sisinya, keputusan ku sudah bulat.
Entah ini bisikan syetan atau apa!
Berfikir sehatpun andai tetap disini
akan menjadi beban moral, beban pikiranku seumur hidup.
Comments