Episode 9 Penyesalan Di Depan Tiada Berguna


Kalo ada orang nyesel belakangan itu wajar, tapi yang satu ini malah nyeselnya malah di depan penasaran dengan kisahnya yuk bareng baca tulisan ini….

Matahari menyinari bumi dari ufuk timur pagi itu, kicauan burung seolah bernyanyi menyambut datangnya hari baru  tampak seorang yang sudah rapi hendak mempersiapkan barang-barang yang hendak dibawanya pergi beraktifitas. “tluuuuuuuut, tluuuuuuut” bunyi telpon. “nyok ayok ah kita dah telat niih” kata yoga kesal karena sekitar satu jam lima puluh menit menunggu di depan pintu hingga tertidur pulsa, “iya ah bawel banget” sambil melanjutkan memasukkan kaca mata, slayer kepala,  buku catatan dan satu lagi air gallon kedalam tas ransel kesayanagannya.
Akhirnya donyokpun nongol dengan muka imutnya  hendak menyembunyikan kesalahannya “hehe”, “senyum buanya tu” kata pebri  muka kesal. “ayok dah kita jalan”  tampak empat buah sepeda ontel berbaris di halaman kepanasan menunggu di pakai,….
Entah beberapa menit  ia menunggu sepeda pebri  yang masuk rumah sakit eh masuk bengkel gara-gara bannya bocor  di persimpangan. Donyok teringan-ingat dengan rencana mereka berpetualang, tampak dalam perjalanan donyok menjadi guide di tengah tim mabes (markas best) “ hari ini kalian harus ikuti gua karena Gunung Puq Amik itu berbahaya, angker, terjal dan kita harus melewati dusun keselet untuk mencapai tempat itu” kata donyok meyakinkan. “ah aku lebih pantas memimpin, aku ini orang yang mengeluarkan banyak dana untuk perjalanan kita ini, udah ku bliiin jam wakker untuk jaga-jaga klo kita tertidur lagi akibat menunggu kamu, air netral tanggung siapa tahu kita butuh mandi, dan selimut yang akan kita gunakan sebagai tiket di gunung” kata yoga membalas donyok berhasrat menjadi guider. “ aku lebih berhak karena ku pernah tinggal di desa batu rimpang deket sekali dengan tempat tijuan kita, akupun sering di ajak kesana sewakru aku dalam kandungan oleh ibuku, jadi aku hafal betul jalan kesana” kata donyok melanjutkan.
“ okelah kamu jadi depan” kesal yoga. Akhirnya donyok pun melanjutkan pembahasan. “baik leadis and jentelmEN sebentar lagi kita masuk dusun keselet.  Tak terasa haripun sore dan beberapa saat azan magrib berkumandang, suasana gelap menyeliputi gunung  “aduhhhhh….. siapa mau jadi depan” teriak donyok menawarkan kepada teman-teman agar ia digantikan menjadi guide, dalam hati donyok pun tek tenang setelah tahu mereka tersesat,  “ ayook lah nyok katanya kamu hafal jalan ke sana” kataku kepada donyok, “hati-hati nyok banyak ranjau” lanjutku kepada donyok. “pleeegg” “aduh ranjau” kata donyok.  “jalanin aja nyokkkk kwkwkwkwkw” kataku sambut ketawa teman-teman. “nyesel ku” kata donyok. “Menyesal di belakang  tiada berguna nyok” kata yoga ngolok. “gua ndk nyesel di belakan, gua malah nyesel di depan” kata donyok setengah menangis dengan muka imut yang samar-samar kliatan lampu..
“nyok nyok bangun” kata pebri membangun kan donyok ketiduran menunggu sepeda pebri yang di service, “ayok dah kita jalan siapa mau jadi guider?” kataku. 
by : bagus dedi putrawan

Comments