Episode 3 Menjemput Donyok di Pelabuhan Lembar



Tiga tahun sudah kami terpisah jarak dan waktu, sejak keputusannya meninggalkan markas best membuat kami terpukul plus perasaan kehilangan sosok donyok yang imuuuuuut kayak marmut (unyu unyu). Terlebih lagi “SIAPA YANG CUCI PIRING, NYIRAM TANAMAN, PANDIKAN SI KANCIL, AMBIL CUCIAN DI LAUNDRY, PIJITIN KAKI MIQ WEST dan satu lagi siapa lagi yang dibikinin kumis-kumisan  ketika tidur” perasaan sedih meliputiku ketika mengingat kenangan donyok bersama kami “pleeeeeeease nyok jangan tinggalin kami uhug’ uhug’ uhug ” pinta ku kala ia hendak pergi.  Apa lacur ia pun berlalu sambil berkata “jika ada pertemuan pasti ada perpisahan, jika ada tawa pasti ada duka” kata donyok bijak.  “donyooooook” ku buka kedua lengan tangan ku lebar-lebar  hendak memeluknya, ia pun demikian (………………………………) semakin dekat semakin dekat dan krek “stoppppppp najis lo, kita kan sama-sama cowok kamu kira aku laki-laki murahan? ” lanjut donyok.. wew wew wew
Sekarang tiba waktunya aku harus menjemputnya, kudapati komennya di facebook kepengen pulang kampung, ”UMI AKU RINDU SENGKOR” (sengkor adalah nasi tradisional khas sasak,plus_urap-urap daun ktujur, daun umbi-umbian di bubuhi parutan kelapa dan di sirami sambel cair warna orange).  oh iya, sekarang donyok GAUL (bukan gawah lauq’) tapi emang gaul, buktinya facebook-fecebookan rutin, twiter-twiteran, BBM-BBM’AN, wechat. Ia komen setiap dua menit sekali upload foto-foto terbaru misalnya ketika hendak makan, ia pasti mengapload menu makanan yang hendak di makannya “eummmmmm sedaaaap” begitulah kira-kira komennya narsis. Ketika aku membacanya aku terkesima dan kuberi dia double like sebagai tanda “aku tidak suka”.
       “jemput aku di dermaga, jam 4 dan jangan telat” bunyi smsnya donyok kepadaku. “jam 4 subuh ato jam 4 sore” tanyaku. “jam 4 sore oon” jawabnya. Sekian lama kami tak berjumpa pasti banyak perubahan terjadi pada donyok. Se-isi best merindukannya termasuk aku sahabat karibnya dari SMP,  suka duka kami jalani, sejak awal pertemuanku dengan nya, ketika itu kepalaku kejedot (terbentur) gerbang sekolah akibat ulah donyok, begini_ceritanya_kami masuk melalui gerbang yang sudah rusak yang mempunyai bolongan tengah, aku di belakang donyok dengan lugu merunduk mengikuti langkah kakinya satu demi satu, ketika giliran ku masuk “greeeeak” di dorongnya gerbang tersebut dengan kaki belakangnya “jdaaaaaar weng weng weng” …….. “ aduh kepalaku pusing “ kataku. Kupukuli donyok sampai bodoh eh sampai puas ia membalas, kamipun pukul memukul sampai kelelahan dan akhirnya menjadi soulmate sampai sekarang.  (kalo ndk percaya Tanya sama donyok!)
“aku sudah di dermaga” kujawab smsnya. “oh kamu sudah makan” Tanya donyok, “ nah kbetulan nih aku lapar udah tiga jam nongkrong di pelabuhan. “belum nyok” jawabku. “iya udah tahan aja” wew wew wew “  tak kira mau nyuruh ngutang, maklum di pelabuhan banyak teman-teman sewaktu SMP dulu berjualan di sini. Si Alan contohnya, beliau ini teman satu bangku ku waktu kelas dua, tepatnya kelas dua B.  pernah bolos setengah jam pelajaran dengannya, terkunci di WC satu hari full Aku, Alan dan Minhazul Abidin oleh pak Muksin guru agama kami, beliau menghukum kami bertiga karena bolos pelajaran beliau dan membawa tas kami ke ruang BP. “suruh mereka ke ruang BP kalau mereka masuk” salam beliau melalui ketua kelas. Kamipun menghadap kemudian disuruh membersihkan WC lalu “kreeek” terkunci…….    tak ayal pak Muksin pun pulang, mungkin beliau lupa ada anak manusia yang dikuncikan di WC. Tapi satu hal yang membuat kami sebagai murid terkagum-kagum kepadanya (pak muksin) apa?...  stiap ia mengajar wajib tidur “weng weng weng” tapi tidur bukan sembarang tidur “eh kamu yang di pojok jangan bermain saja, kerjakan tugasmu” katanya sambil tertidur MEREM.  Dan bla bla bla. Begitulah kisahku dengan sosok si Alan (jangan di sambung)dan guru favorit kami.
Alan yang ikut menunggu donyok di sampingku.  “ente semakin gagah ya sekarang” katanya memuji-mujiku “ndak ada recehan nih!” kataku dalam hati. “ah biasa aja” jawabku. “ente sukses ya udah punya kerjaan sekarang” tanyaku, “lumayan lah  job side – jooob side” wihhhh hebat juga si Alan “trus kerja apa lagi” tanyaku penasaran, “ah biasa kerja di perusahaan  indocement kebetulan deket sini ” wihhhhh si Alan memang SIALAN, preman ingusan “trus jadi apa_di_indocement” tanyaku lagi penasaran, “TK : tukang kebun” …………. “kreeeg’g aaaaaaaaaa”. Pingsan.
 “Tooooooooot toooooooooooooooot tooooot” (bunyi bel kapal) , akhirnya kapal yang ditumpangi Donyok tiba dan hampir berlabuh, namun aku dan Alan syik ngobrol panjang lebar masalah- masalah keduniaan.  “ente di mana hep” Tanya donyok via telpon. “ana di pelabuhan” jawabku. “udah tau oon, tepatnya di mana?” tangkas donyok, “oh, warungnya Alan nyok” kataku, “oh, oke oke ana meluncur” seraya menutup telpon.
Beberapa menit kemudian….
“aduuh donyok mana ya” kataku, “Alan pamit ya mungkin harus di cari nih sidonyok maklum lah dia kan suka tersesat di tengah lapangan” kataku pamitan kepada Alan. Kulihat dari kejauhan tampak sosok seseorang yang tak asing lagi di dunia persilatan “tebak” iya donyok, ternyata dia bersama seorang gadis, iya itu adalah_mantan cinta monyetnya; Herlin cewek tercantik di kelas kami, ia blesteran,  ibu; ambon, sedangkan bapaknya; jawa jadinya Ambon Jawa “wew wew wewwew” kenapa herlin paling cantik di kelas kami (jumlah cewek di kelasku cuman satu, awalnya enam tapi udah berhenti alias KAWIN). Donyokpun melambai-lambaikan tangannya kepadaku, lalu Ia pamitan kepada Herlin, Ku bayangkan ketika ia melangkah satu demi satu ke arahku ada karpet merah di bawahnya digelar khusus menyambut kedatangan mahluk spesial ini (stok terakhir, LIMITteD EDITION). Namun ada yang aneh dari diri donyok, tak ada perubahan, wajah dan seluruh badan nya………tetap………..tapi astaga rambut….rambutnya mana.. astaga.. hehe ketutup topi ternyata, iya Donyok emang rasta mania, sekarang topi ala Mbah surip pun nempel di kepalanya.. salut-salut. 
“aduh nyok bukannya jaket, celana, kacamata yang kemaren waktu berangkat ke bali itu?” tanyaku. “Iya dong” jawabnya singkat, “ trus isi tas mu, tampak berat biar aku yang bawa” tawarku, “ cucian” jawabnya singkat lagi, “aduh ndak jadi” lanjutku. “dapet mungut dimana topi ini” tanyaku sambil memegang barang aneh yang menempel di kepala donyok, “enak aja mungut, ini hadiah ulang tahunku” perasaan dulu ketika ku Tanya kapan ulang tahunnya ia menjawab “aku lupa kapan aku dilahirkan, tanggal, bulan, tahun, apalagi ulang tahun” ...wew wew wew “mana si kancil” Tanya donyok………..
Beberapa detik kemudian…..
Sesampai di parkiran kami bertemu dengan Alan, “Lan wuehhhh sukses nane/(sekarang) hep” kata donyok. “wueeeeh jugaaaaaa, kamu sekarang putihan” jawab alan, “ iya dong, namanya juga mandi pake coca cola, fanta, sprite” sombong donyok. “trus trus minumnya pake spritus?” Tanya Alan, “ndak pake bensin, wew wew,  ya air mineral lah” dari SMP sampai sekarang memang mereka sering gaya-gayaan, termasuk jadi ketua preman di SMP. Donyok dan alan jadi raja panco di SMP sampai satpam pun dikalahkan “oke dah Lan donyok kayaknya kecape’an kami pamit” kata ku di sela-sela obrolan mereka.  “oke oke take care on the way” lanjut Alan.
Di tengah perjalanan, seperti biasa kami bernyanyi, karaoke,  menyanyikan lagu rege “pernah aku bermimpi, untuk jadi kekasihmuuuu, namun banyak orang yang billang akuuu,  tak pantas lagi dengan mu………. Bla   bla   bla  bla……. Bimbim salabim abra kadabra hatiku bilang, aku pasti bisa, Bimbim salabim abra kadabra” ...........”kreg kreg kreg”  bunyi rem si kancil ada apa nyok” tanyaku, “remnya eh bensinya habis” jawabnya dengan tenang, “aduh mana pom bensin jauh lagi, jualan eceran pun jarang deket-deket sini” kataku agak bernada kesal,khawatir.  “tenang hep kita minta bantuan penghuni best” kata donyok mencoba menenangkan ku, “haluuuuu cepat ya kita tunggu di serumbung (nama desa) semenit G.P.L” lanjut donyok  “di kira kilat apa, semenit dasar donyok” gumamku dalam hati, akhir nya pebri bersedia menjemput  dan hendak meng-Geret sikancil, sementara itu dia minjem motor si panji (motor Jupiter MX merah super boros gara-gara pake klanpot REsING) akhirnya pebri datang.  “dren dren dren ayuk dah, agus kamu kesini naik” ajak Pebri memberitahuku segera pindah ke motor sebelah. “dren dren dren siap 1.   2.   nyieeeen nyiennnn” ……. "Alhamdulillah syukurlah"kataku_lega,  tak lama tiba tiba “ kreg kreg kreg kreg kreg kreg”  motor si panji kehabisan bensin…….

By; agus dedi putrawan

Comments